Habib
Basirih, demikian sosok habib ini disebut. Nama sebenarnya adalah Habib
Hamid bin Abas Bahasyim. Bahasyim adalah nama marganya. Bahasyim
merupakan satu dari ratusan marga yang diakui sebagai keturunan Nabi
Muhammad.
Perilaku
hidupnya yang berbeda dengan orang kebanyakan membuat sosok Habib Hamid
menjadi bahan perbincangan. Ditambah dengan keajaiban-keajaiban dan
keanehan-keanehan yang dikaitkan dengan dirinya membuat Habib Hamid
menjadi figur habib paling terkenal di seluruh Tanah Banjar.
Kapten
Arab Banjar Habib Alwi bin Abdullah Al-Habsyi, ditemani putranya Habib
Ali dan putrinya Syarifah Sehun pernah datang mengunjungi Habib Hamid di
kediamannya di Basirih untuk mengadukan nasib anaknya yang lain, Habib
Thaha yang ditangkap oleh Belanda pada saat Indonesia belum merdeka.
Dari balik pintu kecil rumah berkhalwatnya Habib Hamid cuma memberikan
pensil yang ia patah menjadi dua bagian. Tak lama setelah peristiwa itu,
tentara Jepang datang mengambil alih kekuasan atas Belanda, dan Habib
Thaha dibebaskan.
Syarifah
Sehun (83 tahhun) mengenang, saat itu Habib Hamid cuma bersyair,
“Kasisiur tarabangan pesawat, kecapi dalam tempurung, sarimuka
dikarat-karat, Amerika mendarat, Jepang terkurung.”
Tak
hanya saat hidup Habib Hamid ramai dikunjungi orang. Saat ia sudah
meninggal (tahun 1949) pun, peziarah datang tiap hari mengunjungi
makamnya di Basirih, Kecamatan Banjar Selatan Banjarmasin. Beberapa
majelis pengajian dan orang-orang tertentu mengunjungi makamnya pada
tengah malam. Makam Keramat Habib Basirih pun menjadi objek wisata
religius dalam daftar katalog Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin.
Sebagai
keturunan Nabi Muhammad, silsilah Habib Basirih adalah sebagai berikut:
Habib Hamid bin Abas bin Abdullah bin Husin bin Awad bin Umar bin Ahmad
bin Syekh bin Ahmad bin Abdullah bin Aqil bin Alwi bin Muhammad
Bahasyim bin Hasyim bin Abdullah bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad Al-Faqih
bin Abdurrahman bin Alwi Umul Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali
Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Al-Alawiyin bin Ubaidillah
bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa An-Naqib Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin
Ali Al-Uraidli bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali
Zainal Abidin bin Husin, anak pasangan Ali bin Abi Thalib-Fathimah
Az-Zahra, cucu Nabi Muhammad SAW
HABIB
HAMID (wafat 1949) lebih dikenal dengan panggilan Habib Basirih. Basirih
adalah nama kampung di Banjarmasin,
tempat beliau tinggal. Diantara sekian habib yang terdapat di Banjar, sosok
Habib Hamid paling fenomenal. Jalan hidupnya terbilang ganjil.
Di masa berkhalwat, Habib Hamid
pernah beberapa tahun tinggal di atas pohon kelapa. Cerita tentang kewaliannya
berkembang dalam beberapa versi. Tergantung siapa yang menuturkannya. Misalnya,
beliau pernah menolong kapal yang nyaris karam di Laut Jawa (saat kejadian
genting itu beliau sendiri masih berada di Basirih). Seorang pejabat tentara
Jepang yang mengejeknya, tewas dalam kecelakan pesawat di Sulawesi.
Kata-katanya 'bergaram'. Jika tidak dituruti, ada saja musibah yang bakal
menimpa. Ayah beliau Habib Abbas adalah seorang saudagar pemilik kapal dagang.
Sejak muda, Habib Hamid membantu orangtuanya dalam perniagaan berkapal itu. Hanya
saja, setelah menikah, ulah Habib Hamid tidak bisa dipahami. Habib Basirih
sejak saat itu dan seterusnya menceraikan hal-hal bersifat keduniaan.
Pada hari Jumat dan
Minggu, makamnya ramai diziarahi oleh pengunjung dari berbagai pelosok daerah
bahkan manca negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar